Memahami Prinsip Asuransi

Kak Anita

pixabay

Memahami Prinsip Asuransi- Dewasa ini, asuransi telah dijadikan sebagai salah bagian yang penting dalam kehidupan beberapa orang. Dan ini merupakan sebuah fakta yang tidak bisa kita tolak mentah-mentah. Karena semua orang bisnis membuktikannya sendiri.

Salah satu bukti yang paling nyata adalah semakin banyaknya perusahaan perusahaan asuransi bermunculan. Ia kan?

Sebagian orang beranggapan bahwa asuransi akan memberikan jaminan berupa manfaat perlindungan sebagai bentuk perlindungan dari berbagai macam risiko yang mungkin bisa saja terjadi di masa depan.

Sementara sebagian yang lainnya lagi justru beranggapan sebaliknya. Yang mana, pendapat ini lebih ke arah, ‘kita tidak pernah tahu apa yang terjadi, termasuk apakah kita bakalan tertimpa musibah atau tidak’, sehingga lebih memilih untuk tidak berasuransi.

Tentu, ini adalah sesuatu yang biasa. Dan setiap orang bebas akan membeli asuransi atau tidak.

Disesuaikan dengan pendapat masing-masing saja ya. Namun saran kami, sebelum anda  melakukan asuransi atau membeli salah satu produk asuransi, usahakan untuk mengenal atau mengetahui prinsip asuransi terlebih dahulu.

Karena ini bakalan memberikan gambaran umum kepada anda  nantinya. Selain itu, mengenal prinsip asuransi juga bakalan meminimalisir rasa kecewa di kemudian hari, sehingag ngerasa capek untuk membeli asuransi kembali.  Buat anda  yang tertarik, bisa simak beberapa prinsip asuransi berikut.

Prinsip asuransi konvensional

Kenapa sih harus dibahas prinsip asuransi konvensional? Memangnya ada asuransi yang non konvensional? Maka jawabannya ada. Namanya adalah asuransi syariah. Dan perlu dipahami bahwasanya keduanya mempunyai atau menerapkan prinsip yang berbeda.

Prinsip asuransi sendiri merupakan hal-hal yang mendasari perjanjian kontrak asuransi, yakni antara pihak perusahaan atau penanggung dengan tertanggung yaitu yang memegang polis alias nasabah.

Adapun tujuan dari prinsip ini adalah untuk  mengalihkan risiko kepada pihak perusahaan asuransi, yakni d engan membayar premi. Sehingga ada yang namanya sifat ‘simbiosis mutualisme’.

Atau memberikan keuntungan kepada kedua belah pihak. Tidak ada yang merasa dirugikan. Yang mana, model prinsip seperti ini berlaku untuk asuransi apapun ya.

Mulai dari asuransi mobil, kesehatan, jiwa, atau yang lainnya. Nah, berikut ini merupakan beberapa prinsip asuransi konvensional.

Ada kepentingan yang diasuransikan

Adapun prinsip yang pertama ialah insurable interest. Alias, ada kepentingan. Kita nggak bisa memungkiri, bahwasanya nyaris semua orang melakukan asuransi dikarenakan ada kepentingannya kan?

Yakni, orang yang akan mengasuransikan punya sesuatu yang disebut dengan interest atas harta yang bisa diasuransikan. Harta bendanya disebut dengan objek. Di mana, objeknya meski sesuai dengan hukum yang ada, dan layak.

Ketika di kemudian hari ada hal yang terjadi, baik itu masalah atau musibah hingga membuat objek yang diasuransikan rusak, maka pihak yang tertanggung memperoleh ganti rugi.

Sederhananya gini, semua orang boleh berasuransi untuk mengasuransikan something yang ada hubungannya dengan ekonomi, dan itu meski sudah diakui hukum.

Mempunyai maksud yang baik

Adapun prinsip yang kedua adalah mempunyai maksud yang baik. Atau utmost good faith. Mempunyai maksud atau itikad baik ini bukan hanya berasal dari satu pihak ya, tapi dari kedua belah pihak.

Baik itu pihak perusahaan maupun pihak nasabah. Salah satu bentuk itikad baiknya adalah dengan mengungkapkan segala informasi yang baik, benar, dan detail. Hal ini agar tidak ada yang merasa dirugikan di kemudian hari.

Selain itu, nasabah juga meski jujur terkait dengan objek yang ingin diasuransikan. Sementara itu, pihak perusahaan meski merinci kira-kira risiko yang akan dijamin apa saja. Oleh karena itu, penting yang namanya membaca polis dengan seksama.

Artikel Terkait

Bagikan:

Tinggalkan komentar